LAPORAN HEWAN
PELIHARAAN
BELLAMIYA JAVANICA (TUTUT/KEONG SAWAH)
Diajukan untuk
memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Konsep Dasar Biologi
Dosen: Asep Kurnia Jayadinata, M.Pd
Disusun oleh:
Ai
Linda
|
(1203320)
|
Ismawati
Alidha N.
|
(1205652)
|
Yeti
Sumiyati
|
(1203807)
|
Kelompok 11
Kelas 3 IPA
PROGRAM S1
PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
KAMPUS SUMEDANG
UNIVERSITAS
PENDIDIKAN INDONESIA
2014
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR ......................................................................................
DAFTAR
ISI ......................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang .........................................................................................
B.
Rumusan
Masalah ....................................................................................
C.
Tujuan
Penulisan ......................................................................................
D.
Manfaat
Penulisan ....................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
A.
Klasifikasi..................................................................................................
B.
Daur
Hidup ..............................................................................................
C.
Morfologi
.................................................................................................
D.
Ciri
Betina dan Jantan...............................................................................
E.
Cara
Pertahanan Diri ................................................................................
F.
Cara
Perkembangbiakan ...........................................................................
G.
Sistem
Pernafasan ....................................................................................
H.
Sistem
Syaraf ...........................................................................................
I.
Cara
Makan dan Mencari Makan .............................................................
J.
Golongan
..................................................................................................
K.
Keunikan
..................................................................................................
BAB III PENUTUP
A.
Simpulan
...................................................................................................
B.
Saran
.........................................................................................................
LAMPIRAN
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Konsep
dasar biologi merupakan mata kuliah yang membahas konsep ilmu kehidupan yang
paling dasar yang diperuntukan untuk anak Sekolah Dasar. Pembelajaran konsep
dasar biologi berkenaan dengan materi yang berkaitan dengan lingkungan yang
dekat dengan kehidupan sehari-hari anak SD. Seperti lingkungan rumah,
lingkungan sekolah, lingkungan kebun, dan lingkungan sawah. Lingkungan tersebut
merupakan lingkungan yang paling banyak dijumpai dalam kehidupan sehari-hari.
Lingkungan
merupakan salah satu sumber bagi pembelajaran, oleh karena itu anak SD perlu
mengetahui ada apa dan apa saja yang terjadi dilingkungan sekitarnya. Akan
tetapi pada kenyataanya anak SD bahkan tidak mengenal lingkugan dan komponen
biotik dan abiotik yang terdapat didalamnya. Salah satunya ialah lingkungan
sawah. Anak SD pada zaman sekarang kebanyakan tidak mengenal lingkungan sawah
sebab mereka terpusat pada dunia teknologi yang dianggap lebih menarik
dipelajari dibanding mempelajari lingkungan.
Oleh
karena itu, penulis mencoba mengenalkan komponen biotik melalui laporan pemeliharaan
hewan. Pemeliharaan hewan ini bertujuan agar anak SD lebih mengenal seluk beluk
hewan secara langsung. Dengan demikian pembelajaran mengenai konsep dasar
biologi untuk anak Sekolah Dasar dapat dirasakan secara nyata dan berkesan.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan
latar belakang yang diuraikan diatas, penulis mengambil rumusan masalah sebagai
berikut:
1. Apa
klasifikasi tutut/keong sawah?
2. Bagaimana
daur hidup tutut/keong sawah?
3. Bagaimana
morfologi tutut/keong sawah?
4. Bagaimana
cara membedakan ciri betina dan jantan?
5. Bagaimana
cara pertahanan diri tutut/keong sawah?
6. Bagaimana
cara perkembangbiakan tutut/keong sawah?
7. Bagaimana
sistem pernafasan tutut/keong sawah?
8. Bagaimana
sistem syaraf tutut/keong sawah?
9. Bagaimana
cara makan dan mencari makan tutut/keong sawah?
10. Apa
golongan tutut/keong sawah?
11. Apa
keunikan tutut/keong sawah?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk
mengetahui klasifikasi tutut/keong sawah
2. Untuk
mengetahui daur hidup tutut/keong sawah
3. Untuk
mengetahui morfologi tutut/keong sawah
4. Untuk
mengetahui cara membedakan ciri betina dan jantan
5. Untuk
mengetahui cara pertahanan diri tutut/keong sawah
6. Untuk
mengetahui cara perkembangbiakan tutut/keong sawah
7. Untuk
mengetahui sistem pernafasan tutut/keong sawah
8. Untuk
mengetahui sistem syaraf tutut/keong sawah
9. Untuk
mengetahui cara makan dan mencari makan tutut/keong sawah
10. Untuk
mengetahui golongan tutut/keong sawah
11. Untuk
mengetahui keunikan tutut/keong sawah
D. Manfaat Penulisan
1. Menambah
wawasan pengetahuan pengklasifikasian tutut/keong sawah
2. Menambah
wawasan pengetahuan daur hidup tutut/keong sawah
3. Menambah
wawasan pengetahuan morfologi tutut/keong sawah
4. Menambah
wawasan pengetahuan ciri betina dan jantan tutut/keong sawah
5. Menambah
wawasan pengetahuan cara pertahanan diri tutut/keong sawah
6. Menambah
wawasan pengetahuan cara perkembangbiakan tutut/keong sawah
7. Menambah
wawasan pengetahuan sistem pernafasan tutut/keong sawah
8. Menambah
wawasan pengetahuan sistem syaraf tutut/keong sawah
9. Menambah
wawasan pengetahuan cara makan dan mencari makan tutut/keong sawah
10. Menambah
wawasan pengetahuan golongan tutut/keong sawah
11. Menambah
wawasan pengetahuan keunikan tutut/keong sawah
E. Sistematika Penulisan
Penulisan laporan ini dimulai
dengan pembuatan cover, kata pengantar, daftar isi, bab I yang terdiri atas
latar belakang, rumusan masalah, tujuan penulisan, manfaat penulisan dan sistematika
penulisan, dilanjutkan dengan bab II yang berisi pembahasan tentang laporan
klasifikasi, daur hidup, morfologi, ciri betina dan Jantan, cara pertahanan
diri, cara perkembangbiakan, sistem pernafasan, sistem syaraf, cara makan dan
mencari makan, golongan, dan keunikan dari hewan peliharaan tutut/keong sawah (Bellamiya javanica). bab III berisi
kesimpulan dan saran, daftar pustaka dan diakhiri dengan lampiran.
PEMBAHASAN
A. Klasifikasi
Keong
sawah atau lebih sering disebut Tutut memiliki nama latin Bellamiya Javanica. Dikelompokan sebagai marga (Genus) Bellamya oleh
Van Benthem Jutting (1956,1959 & 1963) berdasarkan tipe yang berasal dari
Afrika. Hewan ini tersebar luas di kawasan perairan Asia Tenggara. Di Indonesia,
dijumpai menyebar luas
hampir di berbagai tipe habitat, seperti kolam, rawa, danau, sawah, dan sungai
baik yang berarus tenang maupun deras.
Bellamiya javanica diklasifikasikan sebagai kingdom
animalia atas dasar taksonomi atau penggolongan makhluk hidup. Tutut/keong sawah tergolong kelas
Gastropoda (dalam bahasa latin,
gaster = perut, podos = kaki), adalah kelompok hewan yang menggunakan perut
sebagai alat gerak atau kakinya. Hewan ini memiliki ciri khas berkaki lebar dan
pipih pada bagian ventrel tubuhnya. Tutut/keong sawah bergerak lambat
menggunakan kakinya. Tutut/keong sawah memiliki sepasang tentakel panjang dan
sepasang tentakel pendek. Pada ujung tentakel panjang terdapat mata yang
berfungsi untuk mengetahui gelap dan terang. Sedangkan pada tentakel pendek
berfungsi sebagai alat peraba dan pembau. Karena tutut/keong sawah ini
tergolong gastropoda akuatik, maka ia
bernapas dengan insang. Insangnya berupa kulit yang berlapis-lapis sangat tipis
didalam tubuhnya.
Klasifikasi Tutut (Keong Sawah) ini adalah
sebagai berikut:
Kerajaan
|
:
Animalia
|
Filum
|
:
Mollusca
|
Kelas
|
:
Gastropoda
|
Familia
|
: Filopaludinam
|
Genus
|
:
Bellamiya
|
Spesies
|
: Bellamiya Javanica (Van Benthem Jutting,
1956, 1059 & 1963)
|
Berdasarkan
penggolongan tersebut, hewan ini memiliki ciri:
1.
Tubuh
tersusun atas rangka atau cangkang yang terbuat dari bahan zat kitin dalam
tubuhnya.
2.
Cangkang
pada spesies Bellamiya javanica (tutut/keong sawah) berbentuk spiral asimetris.
3.
Bentuk kakinya khas, yaitu telapak kaki yang datar
yang terdapat berbagai kelenjar yang dapat menghasilkan lendir yang
dapat berfungsi untuk merayap pada substrat (tempat menempel).
4.
Alat
geraknya menggunakan perut, sesuai dengan kelasnya yaitu gastropoda (gaster =
perut, podos = kaki). Perut digunakan kaki sebagai alat bantu pergerakannya.
B. Daur Hidup
Seperti
hewan lainnya, tutut/keong sawah memiliki siklus hidup atau daur hidup. Siklus
hidup dari keong sawah/ tutut tergantung dari ketersediaan makanan dan suhu
lingkungan perairan. Tutut/keong sawah mengalami fertilisasi secara internal
atau pembuahannya terjadi di dalam tubuh. Oleh karena itu, daur hidup
tutut/keong sawah secara berurutan ialah induk → tutut anakan → dewasa.
Tutut/keong sawah bertelur didalam, sebelum dimuntahkan oleh induknya telur
tersebut berkembang terlebih dahulu menjadi tutut anakan yang telah memiliki
cangkang namun masih lunak yang kelak setelah diluar tubuh induknya akan
berkembang menjadi keras. Cangkang ini terbuat dari zat kitin yang berasal dari
zat kapur atau makanan yang diperolehnya. Tutut kecil yang telah dimuntahkan
induk akan berkembang menjadi individu dewasa.
C. Morfologi
1.
Kaki
Kaki merupakan perpanjangan/penjuluran
Kaki merupakan perpanjangan/penjuluran
dari bagian Ventral tubuh yang berotot.
Kaki ini pada tutut/keong sawah menyatu
dengan perut, berfungsi untuk bergerak.
Bergeraknya dengan cara merangkak
secara perlahan.
2.
Massa Viseral
Massa viseral ialah bagian tubuh yang lunak. Masa
viseral ini merupakan bagian tubuh yang terdapat didalam cangkang dan tidak
tampak dari luar. Di dalam massa viseral terdapat organ-organ seperti organ
pencernaan, ekskresi, dan reproduksi. Massa viseral dilindungi oleh mantel.
3.
Mantel
Mantel adalah jaringan tebal yang melindungi massa viseral. Mantel membentuk suatu rongga yang disebut rongga mantel. Di dalam rongga mantel berisi cairan. Cairan tersebut adalah tempat lubang insang, lubang ekskresi dan anus.
Mantel adalah jaringan tebal yang melindungi massa viseral. Mantel membentuk suatu rongga yang disebut rongga mantel. Di dalam rongga mantel berisi cairan. Cairan tersebut adalah tempat lubang insang, lubang ekskresi dan anus.
4.
Cangkang
Merupakan rangka tubuh terluar yang berfungsi untuk
melindungi diri dari predator atau serangan musuh. Selain itu, cangkang
digunakan tutut/keong sawah (Bellamiya
Javanica) sebagai rumah atau tempat masa peristirahaatan disaat pergntian
musim. Karena pada saat musim kemarau, tutut/keong sawah akan mengalami
kekeringan dihabitatnya. Oleh karena itu ia harus mengubur dirinya dalam-dalam
dilumpur yang pekat dengan menggunakan cangkang agar tetap bertahan hidup.
5.
Penutup (Overculum)
Penutup ini digunakan tutut
untuk menutup dirinya didalam angkang saat merasakan ada musuh yang akan
menyerang. Kalau diibaratkan seperti rumah, penutup (Overculum) adalah
pintunya.
6.
Kepala
Kepala tutut/keong sawah (Bellamiya
Javanica) hampir tidak pernah terlihat tampak, karena terhalang oleh
cangkang. Namun sekali-kali ketika ia menempel pada substrat (bidang yang
ditempeli), maka ia akan menampakkan kepalanya dengan menjulurkan dua pasang
tentakel. Satu pasang berupa mata untuk
membedakan gelap dan terang, satu pasang berupa alat penerima sinyal dari
bahaya serangan musuh.
Perkembangbiakan
pada tutut/keong sawah mengalami seksual atau perkawinan antara tutut jantan
dan tutut betina. Untuk membedakan tutut jantan dan tutut betina dapat diamati
dari ukuran cangkang dan warna tutut. Biasanya, tutut betina memiliki ukuran
cangkang yang lebih besar daripada tutut jantan, serta warna tutut betina lebih
cerah sedangkan tutut jantan sedikit lebih gelap.
E. Cara Pertahanan Diri
Bentuk mekanisme pertahanan dasar dari keong sawah/tutut adalah upaya
untuk menghindari predator yang dapat mendeteksinya yaitu dengan memasukan
badan tutut ke dalam cangkang dan menutupnya dengan menggunakan operculum
(pintu cangkang). Pertahanan diri yang utamanya adalah dengan menjatuhkan diri
dan menguburkan diri. Dengan kata lain ketika salah satu keong sawah/tutut
memberikan tanda bahaya, mereka menghilangkan genggaman mereka dan menjatuhkan
diri ke bawah (dalam lumpur bawah air), dimana mereka membenamkan diri di
lumpur atau bergerak pelan hingga mereka bersentuhan dengan objek seperti batu,
kemudian menutup dengan membenamkan dirinya.
Penglihatan bukan suatu mekanisme penting pada keong sawah untuk
mendeteksi pemangsa atau bahaya. Ini didukung oleh kenyataan bahwa keong
sawah/tutut tidak menunjukkan respon ketika cahaya didiubah secara tiba-tiba
atau dengan adanya benda bergerak dalam permukaan air. Alasan yang mungkin
kenapa keong mas tidak mengandalkan penglihatannya mungkin dengan keterbatasan
gambar yang dapat dilihat dengan matanya, dengan tidak membedakan pemangsa
dengan objek lain. Oleh karena itu ia mengenali tanda bahaya dari tentakel atau
alat yang berupa penerima sinyal.
F. Cara Perkembangbiakan
Tutut/keong
sawah (bellamiya Javanica) bereproduksi
secara seksual. Organ reproduksi jantan dan betina pada umumnya terpisah pada
individu lain (gonokoris). Fertilisasi dilakukan secara internal.
G. Sistem Pernafasan
Sistem
pernafasan tutut/keong sawah menggunakan insang. Insang ini berupa kulit
berlapis-lapis sangat tipis. Kadang-kadang sistem pernafasannya
menggunkan rongga mantel, yaitu bagian kulit terluar yang paling tebal yang
memiliki fungsi lain untuk melindungi organ dalamnya. Memiliki sistem
peredaran darah terbuka. Darah beredar melalui filamen insang, dimana
pertukaran karbondioksida dan oksigen terjadi antara darah dan air mengalir di
atas permukaan insang. Ketika darah mengandung beroksigen berwarna kebiruan,
ketika terdeoksigenasi darah tidak berwarna. Organ ekskresinya berupa ginjal.
H. Sistem Syaraf
Sitem
syaraf tutut/keong sawah terdiri atascincin syaraf. Sistem syaraf ini
mengelilingi esofagus dengan serabut saraf yang menyebar. Sistem pencernaannya sudah
terbilang lengkap karena terdiri dari mulut, esofagus, lambung, usus, dan anus.
Tutut/keong sawah juga memiliki lidah bergerigi yang berfungsi untuk melumatkan
makanan. Lidah bergerigi itu disebut radula.
I. Cara Makan dan Mencari Makan
Tutut/keong
sawah (Belamiya Javanica) hidup secara
heterotrof yaitu dengan memakan ganggang, ataupun sisa-sisa organisme. Habitat tutut/keong
sawah ialah di air tawah seperti sungai, kolam atau banyak dijumpai di
sawah-sawah. Oleh karena itu, tutut sering disebut dengan keong sawah.
J. Golongan
K. Keunikan
KESIMPULAN
LAMPIRAN
Gambar 1
Bellamiya
Javanica dan media peliharaannya
Apakah tutut bisa di ternakan? kalau bisa bagaimana caranya?
BalasHapusmohon untuk dijawab. Terimakasih
akan lebih bagus lagi kalau di sertai gambar---------
BalasHapusTerimakasih kang Muh. Hilman atas masukannya..dilIn kesempatan insyaAllah akan saya tambahkan foto nya :)
HapusKang asef: mengenai peternakan tutut saya sendiri belum pernah memgembangbiakan secara khusus. Tetapi karena tutut bisa berkembangbiak sendiri di kolam ikan, akan lebih baik jika kang asef menvoba untuk beternak tutut secara khusus.Terimakasih atas komentarnya :)
BalasHapusakan lebih bagus lagi kalau ada daftar pustakanya:))
BalasHapusItu sangat baik
HapusBukannya keong sawah itu pila ampullacea bahasa latinnya?
BalasHapus