Kamis, 09 Oktober 2014

Cara Mengatasi Krisis Keanekaragaman Hayati Di Dunia dengan Cara Mengimplementasikannya Dibidang Pendidikan Tingkat Sekolah Dasar




Keanekaragaman hayati merupakan suatu pernyataan untuk menggambarkan beragamnya suatu jenis makhluk hidup. Setiap individu memiliki variasi, bentuk, dan ukurannya sendiri yang khas dan berbeda dari kekhasan individu yang lainnya yang disebabkan oleh gen atau pewarisan sifat yang dimilikinya. Keanaekaragaman hayati sangat penting bagi ekosistem dunia. Selain manfaat keindahan dan manfaat ekonomis yang didapat, keanekaragaman hayati berperan dan dapat bermanfaat sebagai ekologis. Namun sayangnya, keanekaragaman hayati didunia mengalami krisis yang berkepanjangan dari tahun ke tahun yang ditandai dengan kerusakan hutan akibat penebangan liar, pemburuan liar dari para oknum yang mencari keuntungan semata, dan pencemaran lingkungan dari pabrik-pabrik industri besar yang menyebabkan makhluk hidup yang tinggal dekat dengan daerah perindustrian menjadi terancam punah karena zat racun dari limbah kimia pabrik industri. Adapun upaya pemerintah dalam menangani kasus menurunnya tingkat keanekaragaman hayati ialah dengan membudidayakan dan mengadakan konservasi alam.
Namun upaya yang tak kalah pentingnya ialah bagaimana penanganan tersebut diimplementasikan dibidang pendidikan khususnya pendidikan tingkat dasar, agar menanam dan memupuk kesadaran serta kepedulian sejak dini kepada anak terhadap keanekaragam hayati. Pada tingkat dasar, pendidikan keanekaragaman hayati dapat melalui pembelajaran perkawinan silang sederhana seperti stek, cangkok, atau menyambung tanaman. Melalui stek, cangkok, atau menyambung tanaman dapat menghasilkan tumbuhan baru. Hal ini masih saya ingat ketika saya duduk di bangku kelas V Sekolah Dasar, waktu itu guru saya menugaskan kepada kami untuk belajar stek, cangkok, dan menyambung tanaman. Beliau menugaskan secara perkelompok untuk melakukan stek, cangkok, dan menyambung tanaman di kebun sekolah kami. Waktu itu saya melakukan sambung tanaman pada bunga yang namanya baru saya ketahui sekarang-sekarang ini, yaitu bunga daisy yang berasal dari golongan family Asteraceae genus Bellis. Saya melakukan penyambungan bunga yang berwarna merah dan putih. Sehingga dalam satu tanaman tersebut menjadi berbunga dua yaitu merah dan putih tapi lama kelamaan tanaman bunga itu mengasilkan bunga yang berwarna pink ketika berbunga lagi, ini mungkin saja terjadi karena penyatuan genetik yang terbawa dari sifat genetik kedua bunga tersebut. Ini menjadikan pembelajaran yang sangat sangat menarik dan menyenangkan bagi kami, karena merasa kami menemukan sesuatu yang baru, padahal ini bukanlah suatu hal yang baru di dunia, hanya kami “baru” mengetahuinya saja. Hal ini merupakan contoh kecil pengalaman saya dalam menemukan invidu jenis tanaman baru pada saat SD dulu. Meskipun ini bukanlah suatu  penemuan yang benar-benar baru dan berpengaruh serta berkontribusi penting bagi dunia pada saat itu, tetapi dalam skala besar jika sejak dasar anak dibelaki pengetahuan dengan pengalaman maka suatu saat kelak bisa saja anak akan lebih kreatif lagi dalam menciptakan suatu jenis spesies yang baru. Oleh karena itu, pengimplementasian penanganan krisis keanekaragaman hayati dibidang pendidikan tingkat dasar dapat dilakukan dengan cara penanaman dan penumbuhan kesadaran anak terhadap pentingnya keanekaragaman hayati serta pembekalan pengalaman materi yang dipelajarainya agar lebih nyata dan bermakna.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar